RENUNGAN– Dalam pandangan rohani menurut ajaran agama, baik anak angkat maupun anak kandung dipandang sama pentingnya di mata Tuhan. Kasih Tuhan tidak membedakan antara keduanya, melainkan mengajarkan untuk mengasihi sesama tanpa syarat dan diskriminasi.
Berdasarkan ajaran Alkitab, Tuhan mengajarkan umat-Nya untuk mengasihi tanpa memandang perbedaan. Seperti yang tertulis dalam Galatia 3:28, “Di dalam Kristus tidak ada lagi orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada lagi hamba atau orang merdeka, tidak ada lagi laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus.” Hal ini menunjukkan bahwa Tuhan melihat hati dan kasih, bukan status biologis.
Lebih jauh, kasih orang tua kepada anak-anak mereka, baik kandung maupun angkat, diharapkan menjadi cerminan dari kasih Tuhan yang tidak terbatas. Dalam ajaran Kristen, orang tua diajarkan untuk mencintai anak-anak mereka tanpa syarat, sebagaimana Tuhan mengasihi umat-Nya. Dengan demikian, baik anak kandung maupun anak angkat, keduanya berhak menerima kasih yang sama tanpa diskriminasi.
Anak angkat juga dipandang sebagai bagian sah dari keluarga, layak menerima kasih sayang yang setara dengan anak kandung. Seperti yang tertulis dalam Efesus 1:5, umat Kristiani diajarkan bahwa mereka diadopsi menjadi anak-anak Allah melalui Yesus Kristus, yang mengajarkan bahwa Tuhan menerima kita meskipun kita bukan “anak biologis” Tuhan.
Selain itu, Tuhan mengajarkan umat-Nya untuk mengasihi tanpa syarat, sebagaimana tercatat dalam Lukas 10:27, yaitu mengasihi Tuhan dengan segenap hati dan mengasihi sesama seperti diri sendiri, tanpa memandang hubungan darah.
Dengan demikian, dalam kerohanian, kasih yang tulus dan tanpa pamrih menjadi esensi utama. Tuhan mengajarkan kita untuk mengasihi semua orang dengan sepenuh hati, baik anak kandung maupun anak angkat, tanpa membedakan.**