RENUNGAN – Dalam kajian eskatologi, sosok Antikristus dan lambang 666 menjadi tema yang menarik perhatian, terutama dalam konteks akhir zaman. Antikristus diidentifikasi sebagai penentang Kristus yang akan muncul menjelang hari-hari terakhir, berfungsi sebagai kekuatan jahat yang menyesatkan umat manusia.
Dalam Kitab Wahyu (Revelasi 13:18), angka 666 disebut sebagai “angka binatang.” Angka ini melambangkan ketidaksempurnaan dan penolakan terhadap Tuhan, dengan 7 yang dianggap sebagai angka kesempurnaan. Dalam konteks ini, 666 dianggap sebagai representasi kegelapan dan kejahatan.
Aspek Penting Simbol 666
1. Pengenalan Antikristus:
Antikristus diharapkan muncul sebagai pemimpin dunia yang menyesatkan, menawarkan solusi menarik yang pada dasarnya jahat.
2. Pengujian Iman:
Angka 666 menjadi tantangan bagi umat beriman untuk tetap setia pada ajaran Kristus, meskipun ada tekanan dari dunia.
3. Perang Spiritual:
Simbol ini mencerminkan pertarungan antara kebaikan dan kejahatan, menuntut umat untuk tetap teguh dalam iman mereka.
4. Kedatangan Kristus:
Banyak ajaran menekankan bahwa setelah masa penyesatan, Kristus akan kembali untuk mengalahkan kejahatan dan membawa keadilan.
Gambaran Antikristus dalam Kitab Wahyu
Walaupun tidak ada deskripsi visual yang spesifik, sosok Antikristus digambarkan secara simbolis dalam Wahyu. Antikristus diilustrasikan sebagai binatang dari laut, memiliki tujuh kepala dan sepuluh tanduk, serta ciri-ciri dari berbagai hewan, yang mencerminkan kekuatan dan kekejaman.
Selain itu, Antikristus dianggap sebagai penipu yang melakukan mukjizat untuk menyesatkan banyak orang dan akan memerintah dengan tangan besi, menekan mereka yang menolak ajarannya.
Dengan simbolisme yang mendalam ini, pemahaman tentang Antikristus dan angka 666 terus menjadi tema penting dalam teologi, menyerukan umat beriman untuk menjaga keteguhan iman mereka di tengah tantangan akhir zaman.(**)