PERINGATAN KERAS! Warga Ancam Tutup Kembali Jalan PT. KMM Jika Tuntutan Tak Dipenuhi Meskipun Blokade Sudah Di Buka

poto: berpoto bersama antara pihak perusahaan dengan masyarakat
AIR BESAR– Masyarakat dusun Sempate Desa Temoyok Kecamatan Air Besar Kabupaten Landak pada kamis, (13/3/25) sekitar pukul 11:00 wib membuka pagar jalan produksi PT.Kusuma Mentari Makmur dengan acara ritual adat istiadat dayak yang sebelumnya jalan akses produksi PT.Kusuma Mentari Makmur sempat di tutup yang dilatarbelakangi komplik antara pemegang SPK Angkutan atas nama Libertus Demus dengan PT.Kusuma Mentari Makmur ( KMM) sehingga masyarakat dan ketua Koperasi BAA akan mengancam mengambil alih kebun di areal devisi II dusun Sempate Desa Temoyok.

Konflik antara masyarakat Dusun Sempate, Desa Temoyok, Kecamatan Air Besar, Kabupaten Landak, dengan PT. Kusuma Mentari Makmur (KMM) belum berakhir! Meskipun blokade pagar jalan produksi telah dibuka melalui ritual adat Dayak pada Kamis siang, warga menegaskan bahwa permasalahan ini masih jauh dari kata selesai.
Ketua Koperasi BAA, Herculanus Ajis, menegaskan bahwa masyarakat tetap akan melakukan penutupan kembali jika tuntutan mereka tidak segera dipenuhi oleh pihak perusahaan. Salah satu poin utama adalah perbaikan akses jalan kebun yang rusak parah, menyebabkan buah sawit terlantar dan membusuk, yang berujung pada kerugian besar bagi petani setempat.
Warga Beri Tenggat Waktu, PT. KMM Harus Bertindak!
Dalam pertemuan yang dihadiri perwakilan perusahaan, termasuk Askep PT. KMM, Asisten Divisi II, Asisten PS, pemilik SPK Libertus Demus, Koperasi Binua Ae Aya, serta tokoh adat dan masyarakat setempat, telah disepakati bahwa General Manager (GM) Operasional PT. Sampoerna Agro Tbk harus hadir dalam audensi pada 11 April 2025.
Jika GM operasional tidak datang dan tuntutan warga tidak direalisasikan, maka jalan produksi PT. KMM di Divisi II Sempate akan ditutup kembali tanpa kompromi!
“Kami sudah cukup bersabar. Jika sampai 11 April tidak ada tindakan nyata dari perusahaan, maka jangan salahkan kami jika akses produksi mereka kami tutup lagi!” tegas Ajis.
Tuntutan Warga Bukan Main-main!
Warga dan koperasi menegaskan bahwa ini bukan sekadar ancaman, melainkan tindakan nyata untuk memperjuangkan hak mereka. Jika pihak perusahaan tetap mengabaikan tuntutan ini, masyarakat bahkan siap mengambil langkah lebih jauh, termasuk mengambil alih kebun sawit di area sengketa, tambah Ajis. (yohanes)