Limbah RSUD Landak Dikelola Ketat, Direktur Pastikan Aman dan Ramah Lingkungan

LANDAK – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Landak memastikan bahwa seluruh limbah hasil operasional rumah sakit, baik medis maupun non-medis, dikelola secara ketat dan sesuai prosedur.
Plt.Direktur RSUD Landak, dr. Albertus Geovani, menegaskan bahwa tidak ada kebocoran limbah yang mencemari lingkungan sekitar rumah sakit.
Didampingi oleh Pirlu, pejabat yang membidangi pengelolaan limbah, dr. Albertus menjelaskan bahwa limbah RSUD terbagi dalam dua jenis, yakni limbah padat dan limbah cair.
Keduanya berasal dari aktivitas medis dan non-medis, dan memerlukan penanganan khusus untuk memastikan tidak berdampak pada kesehatan dan lingkungan.
Limbah padat di RSUD Landak terdiri dari: Limbah Medis: Jarum suntik bekas, perban, kapas, plester bekas, sarung tangan medis, alat bedah sekali pakai, hingga sisa jaringan tubuh.
Sedangkan, Limbah Non-Medis seperti Sampah dapur, kemasan obat-obatan kosong, serta kertas dan plastik dari area administrasi.
“Limbah medis tergolong B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) dan wajib dikumpulkan dalam kantong khusus, disimpan di tempat penyimpanan B3, lalu dimusnahkan oleh pihak ketiga yang memiliki izin, seperti menggunakan insinerator,” ujar Albertus.
Sementara itu, limbah cair yang berasal dari aktivitas laboratorium, kamar mandi, hingga cairan tubuh pasien, terlebih dahulu diolah melalui Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) milik RSUD.
“Semua limbah cair melalui proses filtrasi, disinfeksi, dan netralisasi, sebelum dialirkan ke saluran pembuangan. Kami pastikan limbah tersebut sudah memenuhi baku mutu lingkungan,” tegasnya.
Menanggapi kekhawatiran warga soal saluran air di sekitar RSUD yang menuju permukiman, Pirlu menjelaskan bahwa air yang mengalir hanyalah limbah non-medis yang telah melalui proses awal.
“Air yang keluar ke parit sudah melalui filtrasi dan tidak mengandung zat berbahaya.
Meski demikian, kami tetap rutin memantaunya agar tidak menimbulkan dampak negatif,” ujarnya.
RSUD Landak juga aktif melakukan uji laboratorium terhadap limbah cair secara berkala. Sebagai bentuk monitoring, pihak rumah sakit bahkan membuat kolam kecil di dekat area pembuangan yang diisi ikan sebagai indikator kualitas air.
“Jika ikan bisa hidup sehat, itu tanda bahwa air limbah yang kami kelola aman. Tapi kami tetap lakukan pengujian laboratorium secara berkala. Jika ada laporan warga soal dugaan dampak limbah, kami siap turun langsung untuk investigasi,” kata Albert. (Yohanes)