Kasih Sejati Terpancar di Paskah: Dari Salib Menuju Kehidupan Kekal

file_00000000facc61f7b5e62615cae2cb02_conversation_id=6802f022-9ee4-8005-bcac-609c50a71b94&message_id=719cd0e7-d734-436c-926b-c504f7f0f07a (4)

RENUNGAN – Dalam semangat perayaan Paskah, umat Kristen di seluruh dunia merenungkan kembali momen paling penting dalam sejarah keselamatan umat manusia—kematian dan kebangkitan Yesus Kristus. Bukan sekadar perayaan, Paskah menjadi bukti nyata dari kasih Allah yang tak terbatas.

Melalui lensa Injil Yohanes, makna Paskah menjadi sangat mendalam. Yohanes menulis, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yohanes 3:16)

Yesus, Sang Anak Tunggal Allah, rela menyerahkan diri-Nya untuk disalibkan. Dan dalam Yohanes 19:30, ketika Yesus berseru, “Sudah selesai,” Ia menyatakan bahwa tugas penyelamatan telah sempurna. Tubuh-Nya yang tergantung di salib menjadi roti kehidupan bagi dunia, dan darah-Nya yang tercurah menjadi perjanjian baru bagi manusia.

Dalam Perjamuan Terakhir, yang juga diceritakan dalam Injil Yohanes pasal 13, Yesus membasuh kaki murid-murid-Nya sebagai simbol kasih dan pelayanan. Ia kemudian memberikan roti dan anggur sebagai lambang tubuh dan darah-Nya, yang kini menjadi pusat dalam Perjamuan Kudus umat Kristen.

“Akulah roti hidup,” kata Yesus dalam Yohanes 6:35, “Barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.” Pernyataan ini menjadi dasar pengertian rohani bahwa dalam Yesus, manusia memperoleh kepenuhan dan kehidupan yang kekal.

Yohanes juga menekankan bahwa kebangkitan Yesus bukanlah akhir dari cerita, melainkan awal dari kehidupan baru. Dalam Yohanes 20, kita melihat bagaimana Maria Magdalena menjadi saksi pertama kebangkitan, dan bagaimana Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya dengan pesan damai.

Paskah, menurut Yohanes, adalah kisah cinta Allah yang hidup dan terus bekerja hingga hari ini. Salib bukanlah kekalahan, melainkan kemenangan kasih. Kebangkitan bukanlah akhir, tetapi awal dari harapan bagi setiap orang percaya. (***)

About The Author