Banjir Bandang di Kabupaten Landak: 36 Ribu Jiwa Terdampak, Status Tanggap Darurat Ditetapkan

IMG-20250125-WA0258

Landak– Hujan dengan intensitas tinggi yang berlangsung sejak Senin, 20 Januari 2025, pukul 17.00 WIB, memicu banjir bandang di wilayah Kabupaten Landak, Kalimantan Barat.

Bencana ini berdampak pada 36.030 jiwa atau sekitar 8.606 kepala keluarga (KK) di 9 kecamatan dan 34 desa yang terendam banjir dengan tinggi muka air mencapai 20-100 cm.

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Landak, sebanyak 34 KK atau 89 jiwa harus mengungsi ke Aula Camat Ngabang dan posko-posko mandiri lainnya. Banjir juga merusak 9.024 unit rumah, 1 sekolah, 2 akses jalan, serta 2 jembatan di Kecamatan Kuala Behe dan Jelimpo.

Lokasi Terdampak:
Sembilan kecamatan terdampak banjir meliputi Sengah Temila, Meranti, Menyuke, Mempawah Hulu, Menjalin, Sompak, Air Besar, Ngabang, dan Kuala Behe. Kecamatan Ngabang menjadi salah satu wilayah dengan dampak terparah, terutama di desa-desa sekitar hilir yang masih tergenang air hingga kini.

Upaya Penanganan:
BPBD Kabupaten Landak bersama TNI/Polri, perangkat desa, dan relawan telah melakukan berbagai langkah, termasuk:

  1. Evakuasi dan Pencarian Korban: Warga terdampak dievakuasi ke lokasi yang lebih aman.
  2. Pengungsian dan Logistik: Posko pengungsian didirikan, dan bantuan logistik seperti makanan siap saji, selimut, dan kebutuhan dasar terus disalurkan.
  3. Pelayanan Kesehatan: Tim kesehatan disiagakan di posko pengungsian untuk melayani warga.

Bupati Landak telah menetapkan status tanggap darurat bencana banjir, angin puting beliung, dan tanah longsor selama 30 hari, terhitung mulai 22 Januari hingga 22 Februari 2025.

Kebutuhan Mendesak:
Pemerintah daerah mengimbau bantuan logistik tambahan berupa pangan, sandang, dan peralatan seperti perahu karet untuk mendukung evakuasi warga di wilayah yang akses jalannya terputus akibat banjir.

Kondisi Terbaru:
Pada Minggu (26/01/2025), banjir di sebagian wilayah mulai surut, terutama di Kecamatan Meranti, Menyuke, Air Besar, dan Kuala Behe. Namun, di beberapa desa di Kecamatan Ngabang, ketinggian air masih meningkat, sehingga proses evakuasi terus dilakukan.

Jalan nasional di Ngabang juga terputus karena genangan air yang terlalu dalam.

Pemerintah Kabupaten Landak terus berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mempercepat pemulihan, sementara masyarakat diimbau tetap waspada terhadap kemungkinan banjir susulan. (Yohanes)

About The Author