Baru Diperbaiki, Jalan Sidas–Sosok Sudah Rusak! Warga Minta Kejaksaan Usut Proyek Rp5,8 Miliar

FB_IMG_1750237718989

LANDAK – Proyek perawatan jalan nasional yang dikerjakan oleh Badan Penyelenggara Jalan Nasional (BPJN) di ruas Sidas–Sosok, Kalimantan Barat, menjadi sorotan warga.

Meski baru selesai dikerjakan pada awal tahun 2025, kondisi jalan kini sudah mengalami kerusakan parah, terutama saat musim hujan. Proyek tambal sulam senilai Rp 5,8 miliar tersebut diduga dikerjakan asal-asalan tanpa memperhatikan kualitas dan standar teknis (juklak-juknis).

Warga pengguna sepeda motor Jakmiko, mengaku hampir terjatuh dari sepeda motornya lantaran jalan berlubang yang tertutup genangan air.

“Saya hampir tiap hari lewat sini. Baru diperbaiki beberapa bulan lalu, tapi sudah loncat-loncat lagi perbaikannya. Parah ini. Pemerintah tolong cek!” ujarnya kesal kepada media ini, Selasa (17/6/2025) sore.

Jakmiko meminta aparat penegak hukum, termasuk kejaksaan dan kepolisian, turun tangan mengusut proyek tersebut. Ia menilai hasil pekerjaan sangat buruk dan membahayakan keselamatan pengguna jalan.

“Pekerjaannya bergelombang, tambalan tidak rata. Saya minta diusut! Kalau ada yang celaka, siapa tanggung jawab? Ini proyek pusat, tapi memalukan hasilnya!” tegasnya.

Dikonfirmasi secara terpisah, Julkifli, pengawas dari Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan Barat, membenarkan bahwa proyek senilai Rp 5,8 miliar itu merupakan bagian dari paket preservasi jalan nasional yang dikerjakan oleh CV. Kadi Anugrah Putra. Menurutnya, pekerjaan dimulai sejak April 2024 dan masih berlangsung hingga Desember 2025, dengan pengawasan berjalan sesuai SOP.

Namun, Julkifli berdalih bahwa kerusakan disebabkan oleh curah hujan tinggi serta volume kendaraan berat, terutama truk pengangkut CPO yang meningkat sejak beroperasinya Pelabuhan Kijing. Ia juga menyebutkan bahwa beberapa titik kerusakan sedang didata untuk segera ditangani ulang.

“Sekarang tim sedang mendata bahu jalan, genangan air, dan saluran. Mudah-mudahan minggu depan mulai penanganan dari Ngabang ke arah Sidas,” ungkap Julkifli, Rabu (18/6/2025).

Saat ditanya media mengenai pengawasan dan pelaksanaan pekerjaan berdasarkan juklak dan juknis, Julkifli memilih tidak memberikan tanggapan.

Dengan kondisi jalan yang kembali rusak padahal proyek masih berjalan, masyarakat mendesak agar penegak hukum turun tangan menyelidiki kualitas pekerjaan dan aliran anggaran. Sorotan tajam dari publik menjadi sinyal agar instansi terkait segera melakukan evaluasi dan tindakan korektif sebelum jatuh korban di jalan yang membahayakan ini. (Yohanes)

About The Author