Kapolres Landak Sholat Tarawih Bersama Warga, Bukti Cinta dan Kepedulian di Bulan Suci

Ngabang – Di Masjid Attaobah di Pal 4, Kecamatan Ngabang, terasa lebih hangat dari biasanya. Cahaya lampu masjid memantulkan keteduhan di wajah-wajah yang hadir, seakan menjadi saksi kebersamaan yang penuh makna. Dalam suasana Ramadhan yang penuh berkah, Kapolres Landak, AKBP Siswo Dwi Nugroho, S.H., S.I.K., bersama Kabag Ren AKP Murdianto, turun langsung melaksanakan Salat Isya dan Tarawih berjamaah bersama warga, Sabtu (8/3/2025)
Tak sekadar ibadah, kehadiran Kapolres dan jajarannya membawa pesan mendalam: bahwa kepolisian bukan hanya penjaga keamanan, tetapi juga saudara yang siap hadir dalam kebersamaan, terutama di bulan penuh ampunan ini. Dengan langkah sederhana, mereka berbaur, bersimpuh dalam doa yang sama, menundukkan kepala dengan harapan yang sama—agar Landak senantiasa dalam lindungan Allah.
Suasana haru menyeruak ketika Kapolres menyampaikan pesan kepada jamaah.
“Kami tidak ingin hanya dikenal sebagai penjaga keamanan, tetapi juga sebagai bagian dari keluarga besar masyarakat. Kami ingin hadir, tidak hanya di jalan-jalan dan pos-pos pengamanan, tetapi juga di masjid-masjid, bersama bapak, ibu, dan saudara-saudara sekalian, merasakan hangatnya Ramadhan bersama.”
Beberapa jamaah tampak menyeka air mata. Mereka tak menyangka, di tengah kesibukan menjaga ketertiban, Kapolres dan jajarannya masih menyempatkan diri untuk duduk bersila di lantai masjid yang sama, melantunkan doa yang sama, dan merasakan kesejukan ibadah bersama.
Kegiatan Tarawih keliling ini bukan sekadar agenda rutin, tetapi bukti nyata bahwa kepolisian juga manusia biasa, yang membutuhkan doa dan keberkahan sama seperti yang lain.
Mereka datang bukan hanya untuk menjaga, tetapi juga untuk berbagi, untuk menunjukkan bahwa di balik seragam itu, ada hati yang peduli, ada tangan yang siap merangkul.
Bulan Ramadhan mengajarkan arti kebersamaan, dan malam itu, di Masjid Attaobah, pelajaran itu terasa begitu nyata. Semoga kebersamaan ini tak hanya hadir di bulan Ramadhan, tetapi juga menjadi ikatan yang abadi—antara aparat dan masyarakat, antara manusia dan kemanusiaan.( Yohanes)